Rumah tangga sarana menuju surga

Rumah tangga itu bersatunya dua insan yang ingin menyempurnakan separuh agamanya. Meskipun pada awalnya tidak dimulakan dengan cinta, namun cinta keduanya kepada Alloh membuat kedua hati melebur dalam jalinan halal yang diberkahi sehingga membuahkan rasa kasih sayang dan saling menghormati.
Rumah tangga itu tempat menjalin kepercayaan diiringi cinta halal antara dua insan yg disatukan dalam janji suci, tentang bagaimana menjaga kepercayaan yg berbalut ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta, yaitu kepercayaan yg melahirkan kekuatan dan keyakinan masing masing insan dalam menjalankan amanah yg diembannya. Tentang menjaga dan mempertahankan cinta yang telah mengendap dihatinya, kemudian memadukannya dengan perjuangan dalam menjalankan tugas yang mulia.

Rumah tangga itu tempat dimana perbedaan prinsip antara dua insan akhirnya harus disatukan dalam kesamaan misi, dan perbedaan pemikiran harus dipadukan dan diselaraskan dalam satu visi: meraih kebahagiaan surgawi.
Rumah tangga itu dimana suami istri berpaku pada kesamaan misi dan visi di jalan illaahi dan mengesampingkan perbedaan ideologi dan ego diri demi eksistensi rumah tangga yang telah berdiri.
Rumah tangga itu bukanlah sepenggal kisah roman picisan yang hanya penuh suka, cinta dan kehidupan bahagia yg sempurna bak drama.
Namun faktanya rumah tangga itu silih berganti antara suka dan duka sebagaimana ritme kehidupan yang memang seperti itu ketentuannya.
Rumah tangga bukanlah serentetan peristiwa yang mulus tanpa cela, namun rumah tangga itu didalamnya penuh dengan bergantinya momen antara kebahagiaan dan kesedihan, kemudahan dan kesukaran, ketaatan dan kelalaian, ketepatan ingatan dan keterlupaaan, kemarahan dan kekecewaan, kesabaran dan keikhlasan dan juga...kehidupan dan kematian. Itu semua datang sebagai ujian keimanan dan kualitas diri.
Rumah tangga itu tempat merajut kasih dan sayang dalam balutan keimanan, tentang bagaimana menata hati dan jiwa utk selalu siap dan siaga manakala Alloh datangkan ujian itu datang dalam bentuk hati ketiga yang menggetarkan mahligai cinta. Apakah rumah tangga tetap berdiri tegak dengan tambahan ratu yang baru, ataukah malah hancur lebur dan hanya tersisa sejarahnya saja?
Rumah tangga ada masanya dimana kesabaran dan ketegaran sangat dibutuhkan tatkala ujian datang bertubi tubi. Kala Alloh mengambil kembali segala titipanNya yang amat ia (dan kita) sayangi: harta yang ia banggakan, pasangan yang dicintai sepenuh hati, kesehatan yang kadang terlupa disyukuri, buah hati yang tak jarang melalaikan dan segala kenikmatan dunia yang sangat dinikmati. Kala itu terjadi, itulah ujian yang hakikat besar kecilnya tergantung besar kecilnya keimanan dalam diri.
Tiap rumah tangga itu memiliki warna dan kisah yang berbeda, karena memang rumah tangga adalah sarana untuk meraih surgaNya. Dan rumah tangga adalah salah satu ladang ujian untuk menguji kadar keimanan sang hamba.
Apakah ia (dan juga kita) bisa bersabar dan ikhlas dengan ketentuan Rabbnya sehingga pahala menantinya?
Ataukah ia (dan juga kita) mengeluh dan mencela Rabbnya sehingga adzab Alloh menunggunya?
Takkan pula ditemui rumah tangga yang sempurna tanpa noda. Karena kesempurnaan hanyalah milik Alloh yang akan diberikan dan ditemui kala kita telah menjadi penduduk surgaNya.
Bersabarlah dalam rumah tangga, karena itulah ujian dan tanda sayang Alloh kepada hambaNya.
Bersabarlah dalam rumah tangga, karena sesungguhnya kehidupan ini hanyalah sebentar saja, dan kemudian kita semua akan kembali kepadaNya.

No comments: