Bagi sebagian orang, kisahnya ini akan terdengar monoton. Tapi
baginya, inilah titik mula kehidupan barunya dengan secercah hidayah yang
mengantarkannya kepada setumpuk ghirah dalam mengarungi beratnya kehidupan dan
tantangannya dalam mengemban amanah - yang juga diiringi dengan segala hal yang
kadang terasa indah, tak jarang terasa susah yang menjadikan hati resah
gelisah- meskipun dirinya terus berusaha untuk bertahan, menguatkan hati dan jiwa
raga ditengah kerasnya fitnah akhir zaman, demi satu tujuan akhir >> JANNAH.
PART 1: Remaja penuh cerita
Ingatannya kini kembali ke masa-masa remajanya beberapa belas
tahun silam. Masa remajanya yang tidak jauh beda dari kebanyakan remaja yang
konon didominasi oleh kehidupan “suka suka” dengan kegiatan yang tak banyak
berarti. Masa transisi, masa remaja yang
dipenuhi jiwa yang masih labil, terwujudkan dengan pencarian identitas diri yang
buatnya kini terlalu mengada-ada demi sebuah eksisitensi. Terlalu banyak hal
yang sia-sia dan hampir saja berakhir terseret arus jaman yang semakin
menggila.
Entah berapa lama status “tomboy” melekat dalam dirinya. Sampai-sampai ia menikmati “kegilaan” itu karena merasa lebih nyaman dengan dunianya, dunia
kebebasan bergaul dengan teman laki-laki seakan-akan ia berasal dari jenis mereka (yang
nyaanggap lebih enak dibandingkan teman-teman perempuan yang lebih mengedepankan perasaan dalam segala hal). Bahkan ke sekolahpun beberapa kali ia memakai celana panjang
lengkap dengan topi yang menutupi rambut cepaknya, persis seperti anak laki-laki pada umumnya. Diluar jam sekolahpun ia berbaur dengan geng-geng berisikan
para pemuda, yah.. meskipun tidak semua dari mereka adalah anak-anak yang tidak
terarah hidupnya. Para gurupun
sepertinya punya kekhawatiran kepadanya, mereka menyangka gadis itu menjadi salah satu
pemakai narkoba. Saat razia narkoba, semua tas dan meja murid digeledah.
Kira-kira 1 menit para guru memeriksa isi tas teman teman perempuannya. Giliran
memeriksa tasnya, aduh, kenapa begitu lama. Seakan-akan ia benar-benar salah satu nama
dari “daftar murid nakal-drug abuser” yang dalam razia kali ini akan memuaskan
praduga mereka. Ya silakan saja geledah sampai jengah. Biarpun begini tapi aku masih punya akal sehat untuk tetap berhati-hati setidaknya agar hidupku tidak
sampai hancur karena drug dan minuman beralkohol, kata hatinya waktu itu.
Sampai pada suatu hari tantenya pulang dari tanah rantau.
Sudah lama sekali ia tak melihat tantenya itu, dan ternyata penampilannya tantenya sudah jauh berubah, berbeda dari yang dulu sang gadis kenal. Jilbab dan
gamis lebar telah menutup badannya, menjadi figur baru yang kemudian
menginsipirasi sang gadis. Dia meminjamkan gadis tomboy itu beberapa buku Islam seperti fiqih
wanita dan beberapa novel kisah muslimah. Gadis itu sangat antusias dan bersemangat untuk membaca buku-buku itu, tak lupa
fiqih wanita yang mengupas tuntas tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita.
Setelah itu dia lihat dirinya sendiri, memang ia terlihat seperti pemuda, dan ini
bukanlah fitrahnya seorang wanita. "Aku harus segera berbenah dan berubah
kearah yang lebih terarah.", tekadnya waktu itu.
Hidup memang sebuah proses, begitu juga iapun berproses
sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Eh.. emangnya nabung, hihihi.. Tak
lah, gadis tomboy itu mulai sadar akan kelalaiannya.
Rambut mulai dia panjangkan, penampilan yang lebih feminine mulai ia pertahankan meskipun belum berubah menjadi muslimah beneran. Sampai suatu
hari ia memutuskan utk memakai kerudung saat sekolah. Ya, hanya saat sekolah.
Dan baginya saat itu, berseragam dengan memakai kerudung sudah termasuk perubahan
yang luar biasa, padahal kerudung yang dipakai juga masih ala kadarnya sekedar
menutup kepala, dengan pakaian seragam yang masih body fit dan tetap “melanggar
peraturan sekolah” dengan model seragam yang sengaja ia buat bermodel. Entah
kenapa dulu gadis itu begitu suka melanggar peraturan. Baginya, rasa-rasanya hidup tak
berwarna kalau dibawa lurus-lurus saja. Singkat cerita, lulus dari sekolah, ia langsung merantau ke kota tempat tantenya merantau, ya.. dia mengikuti jejak tantenya yang baginya saat itu begitu penuh inspirasi.
Gadis tomboy itu berharap masih memiliki secercah harapan utk bisa hidup lebih terarah dan
bervisi.
****************************************************************************************
PART 2: Masa dewasa, masa-masa bekerja dan berkarya
Di awal kehidupannya di tanah rantau, alhamdulillaah, setitik
hidayah itu akhirnya datang menyapa. Teman dan lingkungan memang sangat
mempengaruhi kehidupan seseorang, begitu pula yang terjadi padanya. Atas rahmat Allah, ia menjadi suka datang ke masjid sekedar untuk sholat atau mendengarkan
ceramah yang diadakan rutin tiap akhir pekan. Masa itu zaman belum secanggih
sekarang dimana segala informasi tentang dunia luar dan segala jenis ilmu
dapat diperolah dari genggaman (baca: handphone). Untuk mendapatkan ilmu
haruslah datang ke majelis taklim langsung, atau kalau tidak baca buku ya harus
pergi ke warnet jika ingin berselancar di dunia maya menggali berbagai artikel
islami.
Suatu siang…
“Dek, nanti siang kamu ke ruangan HRD ya, kamu diminta menghadap
XXX”, ungkap leadernya di sebuah perusahaan elektronik yang menjadi tempatnya
bekerja selama 3 tahun.
Deg.. jantungnya berdegup kencang. Kekhawatirannya terjadi juga.
Rumor yang beredar bahwa karyawan kontrak tidak boleh berjilbab ternyata benar
juga. Entah kenapa hanya karyawan tetap saja yang boleh berjilbab sedangkan
untuk karyawan kontrak yang berjilbab dianggap tidak sesuai aturan. Hanya ada 1
karyawan kontrak yang lebih senior daripadanya yang juga berani menentang
HRD dengan mengenakan jilbab dan teman gadis itupun pernah dipanggil pihak manajemen
namum konon alasan yang diungkapkannya tidak memuaskan hati sang Mrs. HRD
sehingga tak cukup hanya sekali panggilan saja fulanah diinterogasi.
Entahlah.. sang gadispun tak tau bagaimana perisnya. Namun mereka berdua saling menguatkan.
Dan benar saja, hari ini ia harus mendatangi ruang HRD dan
menjelaskan alasan dibalik semua itu. Namun ia mencoba menguatkan dirinya.
Bagaimanapun dia sedang berusaha melaksanakan perintah Rabbnya. Tak peduli
siapa yang menghalanginya, siapa yang berusaha merenggut jilbabnya darinya, ia akan tetap mempertahankannya dan tak peduli jika ia harus dikeluarkan dari
pekerjaan ini, karena bukan investor-investor asing inilah yang memberinya
rejeki.
Jantungnya tak berhenti berdegup kencang ketika menjawab
serentetan pertanyaan dari sosok wanita non pribumi yang duduk dihadapannya.
Serentetan pertanyaan yang hanya meruncing ke satu soalan “mengapa kamu
berjilbab”. Pikirannya melayang kemana-mana, masih menebak-nebak mengapa mbak
fulanah berkali-kali dipanggil HRD, apakah ini akan menimpanya juga?
“Bu.. bagi kami, berjilbab itu adalah suatu kewajiban yang
diperintahkan Alloh tuhan kami. Jadi saya tidak bisa melepasnya, dan insyaa
Alloh dengan jilbab ini juga tidak akan mengganggu aktivitas dan produktivitas
saya dalam bekerja.” .
Fiuh… lega sekali rasanya setelah mengungkapkan ini kepada pihak
manajemen. Berharap semoga segala sesuatunya baik2 saja. Selesai. gadis itupun kembali bekerja dan Alhamdulillah tidak ada panggilan kedua dan ketiga,
sepertinya HRD sudah bisa menerima alasan tersebut. Biidznillah Alloh mudahkan
segalanya.
Beberapa saat berselang dari hari tersebut, alhamdulillaah mulai
bermunculan karyawan kontrak yang mengenakan jilbab. Dan saat ini, karyawan
yang berjilbabpun sudah mulai marak dan berani dengan aksi berjilbab tersebut. Alhamdulillaah..
Dan waktupun berlalu begitu cepatnya. Kesibukannya
menjadikannya jarang mendatangi majelis taklim. Ia mulai terlena dengan
pesona dunia. Lalai akan misinya menjadi muslimah yang lebih baik lagi. Sibuk
dengan angan-angan kosong, sibuk dengan fashion hijab yang semakin jauh dari koridor
syari. Laa hawla wa laa quwwata illaa billah..
Sampai akhirnya sang gadis pindah kerja, menikah dan
memiliki momongan. Masih tetap dalam kelalaian, sibuk mencari dunia dan
kelelahan dalam mengejar kemilaunya. Tak jarang ia mendapat teguran dari
suaminya akan model kerudung dan pakaiannya yang tidak menutup aurat dengan
sempurna. Tapi begitu kerasnya hatinya waktu itu. Dan itulah hati manusia,
dibolak balikkan sekehendak Alloh Yang Maha Membolakbalik hati. Takkan terbuka
hati manusia jika yang Maha Menguasai hati belum berkehendak.
Memang benar sekali bahwa mendapatkan hidayah itu
sulit, tapi mempertahankan hidayah itu jauh lebih sulit, apalagi jika tidak
diiringi dengan konsistensi dalam menuntut ilmu; mendatangi majelis ilmu
dan membaca berbagai bunya dan artikel
islam. Dan memang penting sekali berdoa agar kita tetap diteguhkan keimanan
diatas jalan yang haq.
Agar tetap diteguhkan hati ingatlah sebuah do’a yang
selalu dibaca oleh Rasulullaah. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan
bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah doa,
« يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى
دِينِكَ »
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik”
‘Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatinya di
atas agamaMu
(HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat
pula Shohihul Jami’)
****************************************************************************************
PART 3: Hidayah Lagi, mengenal manhaj ahlussunnah yang
haq
Sang gadis kembali terpuruk. Entah sampai kapan ia berada dalam
posisi seperti ini. Dia merasa begitu jauh dari agamanya, begitu jauh dari
Rabbnya. Kesehariannya hanya memikirkan dunia dan dunia. Kesibukannya berkarir
kerap membuatnya lalai akan tanggungjawabnya dalam mengemban misi sebagai
seorang hamba, melenakannya -akan kewajibannya dalam mendidik dan mengasuh anaknya-
sebagai seorang ibu, dan tak jarang melupakan ladang pahalanya sebagai seorang
istri.
Flashback 4 tahun lalu. Tepat ketika bulan ramadhan
tahun 2012.
Ia merasa ada getaran aneh dalam kalbunya. Getaran
yang membuatnya ingin bersegera memperbaiki diri. Getaran dalam jiwa yang
membuatnya menjadi sangat termotivasi untuk menemukan kembali hidayah yang
telah lama lepas darinya. Ia kembali merasakan semangat itu.. Ya.. semangat
untuk kembali ke jalan yang haq. Ramadhanpun berlalu. Ia merasa kehilangan
sesuatu yang agung. Dan benar.. dia merindukan ramadhan yang belum sempat diisinya dengan sebaik2nya.
Ditengah kebingungannya mencari jalan kebenaran,
setiap hari ia mencari tau dengan berselancar membaca segala artikel islam.
Membaca tentang hukum hukum islam dari masing-masing firqoh terutama bahasan tentang wanita,
batasan aurat, kewajibab berjilbab dan hukum cadar. Kala itu ia senang
sekali ketika mendapat email dari teman-teman sekantor bertemakan islam, membuatnya
semakin haus akan ilmu. Namun ia semakin bingung tatkala banyak juga artikel
syubhat yang ia baca, ia bingung mengapa banyak perbedaan pendapat dalam
suatu masalah fiqih. Iapun tak sengaja mendengarkan radio sunnah di kota itu, begitu banyak ilmu yang didapatkannya, begitu banyak tausiyah dan alunan
murottal yang membuatnya hatinya luluh. Tak lupa ia selalu berdoa agar Alloh
segera menunjukkan kepadanya jalan yang lurus, jalan yang dapat membawanya
kepada keselamatan dunia dan ahirat, yaitu jalan yang berisikan islam yang
murni, islam yang tidak tekontaminasi dengan adat istiadat setempat.
Alhamdulillaah berbagai petunjuk dan kemudahan Alloh
berikan kepadanya tanpa henti. Busana syaripun mulai ia kenakan. Setiap bulan ia menyisihkan
uang gaji untuk dibelikannya setelan syari dengan jilbab sepaha. Langsung nyapakai
untuk bekerja, tak peduli apa komentar teman-teman di kantornya. Ia tak mau lagi
kembali seperti dulu biarpun banyak celaan dan komentar negative. Sekali lagi, dia sungguh tak peduli.
Namun ia tetap dilanda kebingungan. Semakin banyak
artikel syubhat yang nyadapatkan. Belum lagi soal fitnah apa itu wahabbi, apa
itu syiah.. oh, ternyata memang banyak sekali tugasnya kini. Harus bersinergi antara
memperbaiki diri dan mempedalam ilmu yang masih sangat dangkal. Ditengah
kebingunanya, tantenya yang menjadi sumber inspirasinya mengajaknya datang ke
dauroh di radio dakwah sunnah tersebut. Awalnya ia tak begitu minat, tapi setelah sampai di
majelis ilmu, ia menemukan pemandangan luar biasa yang membuatnya terharu dan
penuh suka cita. Betapa indahnya datang ke majelis ilmu. Betapa nyamannya
berada di tengah-tengah taman surga. Dan baru dirasakannya kini, betapa indahnya
hidayah Alloh, betapa nikmatnya mendapat hidayah itu, hidayah yang selalu susah
payah ia dapatkan. Hidayah yang juga selalu susah payah ia pertahankan.
Segala puji bagi Alloh yang telah menunjukkannya jalan
yang insyaa Alloh lurus, segala puji bagiNya yang selalu memudahkan segala
urusannya. Dua tahun ia tetap berkarir dengan menggenggam hidayah dan bara api.
Sama sekali tak dihiraukannya tatapan aneh ataupun cercaan siapa saja yang kontra
dengan jalan yg ia tempuh.
Kini, 2 tahun sudah ia meninggalkan dunia berkarir.
Sudah 2 tahun ini ia menghabiskan waktunya mengabdikan diri utk keluarganya –
suaminya dan anak-anaknya – yang sesungguhnya adalah ladang pahalanya. Sekarang
inilah karir terbaiknya, menjadi murobbiyah bagi anak-anaknya, terus berusaha
menjadi istri yang baik bagi suaminya, dan mengencangkan ikhtiar untuk terus
memperbaiki diri menggenggam erat hidayah yang takkan lagi ia biarkan pergi dan lepas dari genggaman.Meskipun
aral rintangan itu akan selalu ada, meskipun ujian dan cobaan akan datang silih
berganti, menggantikan kesusahan dengan kebahagiaan, kesukaran dengan
kemudahan. Namun gadis itu, yang kini menjelma menjadi seorang wanita muslimah yang berhijrah kaffah, selalu berharap dan berdoa semoga Alloh meneguhkan
keimanannya diatas jalan ahlussunnah, semoga Alloh mengampuni segala dosa-dosanya
yang telah lalu, dan semoga kelak Alloh memasukkannya kedalam surgaNya yang
penuh kenikmatan. Aamiin Allohumma aamiin..
Masa-masa itulah yang memberinya warna dan memberikan
berjuta hikmah yang sekarang ia dapatkan untuk bekalnya mendidik anak-anaknya agar
jangan sampai merekapun nanti melewati jalan yang pernah ia tempuh dulu. Kadang masa
lalu menjadi penuh penyesalan tanpa henti, tapi dibalik itu semua pastilah ada
hikmah yang bisa kita gali.
Segala puji bagi Alloh yang dengan nikmatnya segala
kebaikan menjadi sempurna.
<3 <3 <3
No comments:
Post a Comment