Antara Baper dan Wanita

Cerita ini dimulai beberapa tahun silam diawal perjalanan saya mengenal sunnah. Waktu itu teman di akun Fb saya masih sangat sedikit dan belum berteman dengan mereka yang mengenal sunnah. 
Saya yang mendapat hidayah sunnah dengan membaca artikel atau tulisan bertemakan hukum hukum Islam yang saya kunjungi lewat penelusuran di google membuat saya suka membaca tulisan yang dapat memuaskan rasa penasaran saya pada hal hal yg belum saya ketahui waktu itu.

Membaca berbagai artikel tersebut membuat saya seperti "ditelanjangi". Begitu banyak bahasan yang sangat mengena dan sesuai dengan kondisi keimanan, hati, penampilan dan berbagai hal lainnya tentang diri saya waktu itu. Sejenak merasa tersinggung dan akhirnya baper dengan apa yg dipaparkan, merasa bahwa tulisan itu semata mata ditujukan untuk saya, padahal saya tidak mengenal siapa

penulisnya, pun sebaliknya sang penulis juga tidak  mengenal siapa saya dan bagaimana keadaan saya, melainkan penulis membuat tulisan tersebut secara general bukan personal, agar bermanfaat bagi siapapun yg membacanya.

Setelah mulai berhijrah, saya semakin tau, berteman dan sekilas mengenal beberapa akun yg Insyaa Alloh shalihah dan memberi banyak manfaat untuk saya lewat apa yang mereka tuliskan dan share di medsos ini. Dan saya sangat bahagia manakala semakin lama semakin memiliki banyak teman yang juga mengenal sunnah baik itu di dumay maupun duta.

Kembali lagi ke rasa baper. Membaca status teman teman di fb tak jarang membuat saya baper dan tersinggung, sampai saat inipun masih sering merasakan hal tersebut.
Tersinggung karena tulisan tersebut sangat mengena dengan kehidupan dan keadaan diri saya. 
Dan baper karena saya merasa seolah olah tulisan tersebut hanya ditujukan khusus untuk saya, padahal kami tidak saling mengenal dalam kehidupan nyata.
Namun faktanya, apa yg saya rasakan itu bisa jadi juga dirasakan oleh banyak pembaca lainnya. Dan faktanya, banyak penulis yang membuat tulisan sebagai pengingat diri sendiri yang mereka share di medsos dengan anggapan bahwa kisah tersebut juga dirasakan oleh orang lain dan dapat membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Ketika hal ini kita rasakan juga sebagai seorang pembaca, maka inilah saatnya untuk melihat sudut pandang penulis. Bahwa segala yg dituliskan bukan semata mata ditujukan untuk kita.
Bahwa yg sedang menjalani proses dan ujian yang terdapat pada tulisan tersebut juga bukan hanya kita.
Bahwa ada begitu banyak hal baik atau buruk yang juga dirasakan dan dialami oleh orang lain, bukan melulu soal kita dan saya.

Baper memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari wanita pada khususnya. Wajar saja, karena memang baper adalah fitrah wanita yg mengedepankan perasaan dibanding akal.
Tapi ada kalanya wanita harus bisa me-manage perasaannya sendiri agar tidak tersiksa oleh kebaperan yang bisa berubah menjadi perasaan negatif lainnya.

Agar jangan sampai terjadi permusuhan dan perselisihan hanya karena perbedaan persepsi yang dibesar besarkan.
Agar tidak terjadi ketidaknyamanan dalam berselancar di dunia maya hanya karena masing masing pihak saling bermusuhan hanya karena ketidaksesuaian cara berpikir. 
Agar jangan sampai terjadi perpecahan sebagai umat Islam hanya karena ketiadaan saling menghormati pendapat masing masing individu. 

No comments: